Senam
artistik adalah
salah satu disiplin olahraga senam, dan merupakan cabang sangat populer pada Olimpiade.
Pada hari
pertandingan seorang pesenam melakukan sebuah rangkaian gerakan singkat
(bervariasi mulai dari 30 sampai dengan 90 detik) untuk setiap alat yang
berebda, sementara untuk meja lompat membutuhkan waktu yang lebih singkat.
Senam artistik berada di bawah naungan Federation
Internationale de Gymnastique (disingkat FIG) yang menyusun
manual penilaian dan regulasi untuk semua aspek dari kompetisi elite
internasional. Sementara dalam lingkup nasional, senam diatur oleh
masing-masing federasi nasional, British Amateur Gymnastics Association
(disingkat BAGA) di Britania Raya, USA Gymnastics (disingkat USAG)
di Amerika Serikat, dan Persani di Indonesia.
SEJARAH
Menurut asal kata, senam (gymnastics)
berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk
menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang
telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga
kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak
dipertandingkan. Baru pada akhir abad ke-19,
peraturan-peraturan dalam senam mulai ditentukan dan dibuat untuk
dipertandingkan. Pada awal Olimpiade modern, senam dianggap sebagai suatu
demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur.
Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia
of Sport (Bannes and Company, New York, 1960), senam terdiri dari
gerakan-gerakan yang luas/banyak atau menyeluruh dari latihan-latihan yang
dapat membangun atau membentuk otot-otot tubuh seperti pergelangan tangan,punggung, lengan, dan
sebagainya. Senam atau latihan tersebut termasuk juga unsur-unsur jungkir
balik, lompatan, memanjat dan keseimbangan.
Definisi senam menurut Drs. Imam
Hidayat dalam buku Penuntun Pelajaran Praktek Senam (STO
Bandung, Maret 1970), "Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan
sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis."
Olahraga senam terdiri dari
bermacam-macam nomor: senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam korektif,
senam irama, turnen, dan senam artistik. Senam dari tahun ke tahun mengalami
penyempurnaan dan semakin berkembang. Nomor senam yang dulunya tidak untuk
dipertandingkan, sejak akhir abad ke-19 mulai dipertandingkan, dan dibentuklah
wadah senam internasional, dengan nama Federation International de Gymnastique
(FIG), yang mengelola antara lain :
1. Senam artistik (artistic
gymnastics)
2. Senam ritmik (modern rhytmic)
PERKEMBANGAN SENAM ARTISTIK DI INDONESIA
Senam
artistik mulai dikenal di Indonesia pada saat menjelang Pesta Olahraga Negara-Negara
Berkembang I (GANEFO) di Jakarta pada
tahun 1963. Di GANEFO I, senam artistik merupakan salah satu cabang olahraga
yang dipertandingkan, sehingga perlu dibentuk suatu organisasi untuk menyiapkan
para pesenam. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan
Senam Indonesia) atas prakarsa tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani
dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya berasal dari
tokoh-tokoh dari daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera
Utara. Persani kemudian membina dan menghasilkan atlet-atlet senam
yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan pertama kalinya pula pesenam-pesenam
Indonesia menghadapi pertandingan internasional. Kegiatan selanjutnya Persani
adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam
Ganefo Asia. Pelatih-pelatih senam dari RRC didatangkan untuk
mempersiapkan atlet-atlet Indonesia, sehingga Indonesia mengalami kemajuan
dalam prestasi olahraga senam. Perkembangan latihan dengan pelatih dari RRC
harus berhenti sementara karena kepulangan pelatih-pelatih dari RRC setelah
meletusnya Gerakan 30 September.
Pada tahun
1967, T.J. Purba dikirim ke Jerman Timur untuk mengikuti sekolah khusus pelatih
senam artistik selama 26 bulan sebagai upaya mengejar ketinggalan Indonesia
dalam cabang olah raga senam. Titik tolak kedua perkembangan olah raga senam di
Indonesia adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik untuk pertama
kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON
VII/1969) di Surabaya, dan seterusnya dimasukkan dalam setiap
penyelenggaraan PON.
PERALATAN
1. Meja Lompat
Meja lompat
adalah alat yang digunakan untuk pertandingan senam artistik. Tidak seperti
cabang perlombaan lainnya, meja lompat dipertandingkan baik untuk kompetisi
putra maupun putri, dengan sedikit perbedaan di antara keduanya. Pesenam akan
melakukan lari cepat di jalur yang disediakan, dengan panjang maksimal 25
meter, sebelum melompat ke spring board. Dengan memanfaatkan
tolakan dari spring board, pesenam mengarahkan tangannya ke meja
lompat. Posisi tubuh dijaga sementara melakukan tolakan (blok dari meja lompat
hanya memanfaatkan pergerakan bahu) dengan alat meja lompat. Pesenam kemudian
melakukan rotasi tubuhnya sendiri kemudian melakukan pendaratan dengan posisi
tubuh tegap di sisi lain dari meja lompat. Dalam ajang pertandingan senam
tingkat dunia, beberapa elemen putar (twist) dan gerakan akrobatik
lainnya boleh dilakukan sebelum pendaratan. Kesuksesan dari pertandingan di
alat ini bergantung pada kecepatan sewaktu berlari, jauhnya lompatan yang
dihasilkan, dan besarnya tenaga tolakan yang berhasil dihasilkan dari kekuatan
kaki dan tangan, kesadaran kinastetik di udara, kecepatan dari rotasi dalam hal
untuk membuat sebuah gerakan yang lebih sulit dan rumit
Pada tahun
2001 kuda-kuda lompat digantikan oleh meja lompat, kadang-kadang dikenal
sebagai meja atau lidah, dikarenakan bentuknya yang seperti lidah. Peralatan
baru ini lebih stabil, lebat, dan panjang dari pada kuda-kuda lompat -
diperkirakan 1 m lebih panjang dan 1 m lebih lebar, memberikan pesenam tempat
untuk melakukan tolakan yang lebih besar, dan demikian pula lebih aman dari
pada kuda-kuda lompat. Pesenam yang lebih muda tidak menggunakan meja lompat.
Pesenam muda melakukan lompatan menggunakan semacam tikar yang terdiri dari
sebuah kota berisi spon dengan pelicin di luarnya.
2. Lantai
Pesenam
putra melakukan rangkaian gerakan pada sebuah permukaan dengan ukuran 12 m x 12
m. Sejumlah rangkaian tumbling passes dipertunjukkan untuk
mendemonstrasikan fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan. Pesenam juga harus
mempertontonkan keterampilan dalam hal kekuatan, termasuk gerakan memutar,
keseimbangan, dan gerakan handstand. Senam lantai umumnya mempunyai 4 rangkain
passes dengan total waktu berkisar antara 60-70 detik dan tanpa musik, tidak
seperti pada senam lantai putri. Peraturan yang berlaku meminta untuk setiap
pesenam menyentuh setiap sudut paling tidak satu kali selama rangkaian
gerakannya.
3. Kuda-kuda pelana
Rangkaian
rutin dari pertandingan kuda-kuda pelana pada umumnya terdiri dari gerakan
menggunakan satu kaki maupun dua kaki. Keterampilan dengan menggunakan satu
kaki umumnya ditemukan pada gerakan gunting, sebuah elemen gerakan yang umum
dilakukan di kuda-kuda pelana. Gerakan dengan dua kaki, merupakan gerakan pokok
dari nomor ini. Pesenam berayun dengan kedua kaki dalam gerakan memutar (baik
searah jarum jam maupun berlawanan jarum jam tergantung keinginan) dan
mempertontonkan sejumlah keterampilan di semua bagian alat. Untuk membuat
rangkaian gerakan lebih menantang, pesenam biasanya akan memasukkan variasi
dari keterampilan memutar yang biasa dengan memutar (moores dan spindles)
atau dengan membuka kaki mereka (flares). Rangkaian rutin berakhir
ketika pesenam melakukan dismount, baik dengan mengayunkan badannya melewati
kuda-kuda pelana atau mendarat setelah gerakan handstand.
4. Gelang-gelang
Gelang-gelang
diperdebatkan sebagai nomor yang paling menuntut kekuatan fisik. Gelang
biasanya tergantung pada kawat kabel setinggi 5,8 meter dari permukaan lantai
dan disesuaikan dengan ketinggian sehingga pesenam mempunyai ruang untuk
bergantung dengan bebas dan berayun. Pesenam harus mempertontonkan sebuah rutin
yang mempertunjukkan keseimbangan, kekuatan, tenaga, dan gerakan dinamis dengan
menghindari gerakan berayun. Pesenam diwajibkan untuk melakukan paling tidak
sebuah gerakan statis yang membutuhkan kekuatan, tetapi beberapa pesenam
melakukan dua atau tiga. Sebuah rutin harus diawali dengan mount yang impresif,
dan dan ditutup dengan dismount yang impresif.
5. Palang sejajar
Pesenam putra tampil di dua buah paling yang sedikit lebih lebar dari lebar
bahu dan biasanya mempunyai tinggi 1.75 m sementara melakukan sejumlah seri
ayunan, keseimbangan, gerakan pelepasan dari alat (release) yang
membutuhkan kekuatan dan keseimbangan yang baik.
6. Palang tunggal
Sebuah palang baja tebal dengan diameter 2,4 cm dengan tinggi 2,5 m dari
permukaan merupakan alat yang harus digunakan oleh pesenam melalukan gerakan,
keahlianrelease, gerakan berputar (twist), dan perubahan arah.
Dengan menggunakan semua momentum dari dari rangkaian gerakan, dan tinggi yang
cukup untuk menghasilkan pendaratan (dismount) yang spektakuler. Grip
dari kulit biasanya digunakan untuk membantu pegangan di palang.
Seperti juga pada pesenam putri,
pesenam putra juga dinilai untuk seluruh nomor mereka, pelaksanaan, tingkat
kesulitan, dan keseluruhan penampilan keterampilan.
courtesy +Wikipedia
salam kenal :)
ReplyDeleteutk senam lantai ini mulai populer di indonesia dri kapan yah ?? apkh dri awalny jga sdh mmkai baju senam sperti skrg ini ?? n btw klo mau bli baju senam muslimah dmna yah ??
mksih, salam sukses :)
kapan senam artistik populer di Indonesia yah gan? Oiya tau gak toko baju yang jual baju senam terbaru? terimaksih
ReplyDeleteSalam Kenal Kak,
ReplyDeleteklu artikel ini dikasih gambar atau video tentang senam lantai (sikap lilin) pasti lebih menarik. hehe :-D
hmm,, Kak di mana mencari pelatih senam yg profesional? dan toko online mana yg menyediakan baju senam crystal ??
terimakasih ya atas artikelnya ini :-)